Thursday 7 July 2011

RUNE

I. Step One: Introduction About Ancient Rune

Rune Kuno adalah suatu studi mengenai huruf-huruf atau simbol-simbol 
rune. Rune sendiri adalah alfabet Jerman kuno (yang bagi beberapa 
orang mirip tulisan paku) yang digunakan di Eropa Utara, Skandinavia,
 Kepulauan Britania, serta Islandia sejak tahun 100 B.C.E. hingga 1600 C.E.

Huruf/simbol rune ini memiliki kaitan erat dengan kepercayaan masyarakat
 kuno, dimana mereka mempercayai bahwa setiap dewa memiliki 
kekuasaan dan tugas yang dialirkan ke batu-batu rune, sehingga memiliki
 kekuatan magis bagi penggunanya. Karena itu, selain untuk menulis, rune
 juga digunakan dalam sihir dan ramalan. Kata ramalan (divination)
sesungguhnya tidak tepat, sebab apa yang disebut dengan runecasting itu 
tidaklah benar-benar memperlihatkan pada kita masa depan sesungguhnya,
 melainkan hanya memberi gambaran dan petunjuk (oracle, red.). Mengenai
 sihir dengan menggunakan Rune, ada beberapa bentuk, di antaranya sihir
 menggunakan bind-runes dan runic scripts.

Ada banyak variasi alphabet rune atau lebih dikenal dengan nama ’futhark’.
 Setiap versi memiliki nama, bentuk, arti, dan makna esoterik (hanya
 dimengerti orang-orang tertentu saja), dan kekuatan magis. Satu variasi
 tidak bisa sembarangan digabungkan dengan variasi yang lain, kerana 
artinya bisa sangat membingungkan. Adapun tiga jenis alfabet rune yang
 paling dikenal oleh dunia modern adalah Elder Futhark atau Old Germanic
 Rune yang memiliki 24 rune dan merupakan rune tertua, Younger Futhark 
yang memiliki lebih sedikit rune dan umumnya digunakan di Skandinavia, 
serta Anglo-Saxon Futhorc yang merupakan pengembangan dari alfabet
 rune sebelumnya.

II. Step Two: Elder Futhark, The Most Ancient Rune

Elder Futhark atau Old Germanic Rune, merupakan versi tertua dari
 alfabet rune. Termasuk ke dalam rumpun bahasa Proto-Germanic, 
Proto-Norse, Gothic, serta Alamannic, futhark ini diturunkan dari alfabet
 Italia lama, serta digunakan oleh bangsa-bangsa Germanic pada abad 
ke-2 hingga ke-8 sebagai ukiran pada artifak dan batu rune.

Selama beberapa abad, Elder Futhark merupakan abjad rune yang paling 
umum digunakan di Eropa Utara, meski lama-kelamaan, terutama di
 Skandinavia, abjad rune yang satu ini mengalami perubahan menjadi 
Younger Futhark yang jumlah simbolnya lebih sedikit, sementara bangsa
 Anglo-Saxon dan Frisian mengembangkannya menjadi Anglo-Saxon Futhorc.
 Sejak itu, pengetahuan tentang bagaimana membaca suatu teks dengan 
alfabet Elder Futhark dan segala sesuatu yang berhubungan dengan rune
 tersebut mulai terlupakan.

Kata ‘Futhark’ sendiri berasal dari inisial-inisial nama enam huruf/simbol
 pertama abjad rune ini. Elder Futhark, seperti yang telah kita ketahui, 
memiliki dua puluh empat simbol. Simbol-simbol itu kemudian terbagi
 menjadi tiga grup berisi delapan simbol rune yang disebut Aett
 (Aettir dalam bentuk jamak), yang akan dijelaskan di bawah.

III. Step Three: Knowing A Little More About The Three
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Elder Futhark terbagi dalam tiga buah
 Aettir. Aett (bentuk tunggal dari Aettir) berarti delapan dalam bahasa
 Norse Lama, dan dalam Elder Futhark, Aett berarti sebuah grup yang
 berisi delapan simbol rune. Aettir ini digunakan untuk memudahkan
 mengingat urutan simbol rune, dan juga memiliki kegunaan yang 
signifikan dalam hal-hal magis. Ketika berhubungan dengan penggunaan 
rune dalam ramalan (atau lebih tepatnya, runecasting), Aettir sering 
diasosiasikan dengan dewa tertentu. Adapun Aettir yang kita kenal 
adalah Freyja’s Aett, Hagal’s Aett dan Tyr’s Aett

Aett pertama adalah Freyja’s Aett, yang sesuai namanya, bernaung pada
 Dewi Kematian, Cinta dan Magis bangsa Norse: Freyja. Aett ini 
dihubungkan dengan penciptaan dunia, ras-ras yang mendiaminya, serta
 para dewa-dewi-nya. Rune dalam Aett ini memiliki pengaruh untuk 
membuat segala sesuatunya dimulai. Dalam runecasting, rune-rune 
dalam Freyja’s Aett mengekspresikan prinsip-prinsip dasar kehidupan,
 seperti uang, kesehatan, konflik, kecerdasan, control, pengetahuan,
 keseimbangan dan kesenangan—hal-hal praktis. Ia juga banyak digunakan 
dalam pertanyaan mengenai cinta atau keluarga, sesuai dengan pemilik Aett ini,
 Freyja.

Aett kedua adalah Hagal’s Aett. Ada perbedaan pendapat mengenai siapa
 ’pemilik’ Aett kedua ini. Ada yang mengatakan bahwa Aett ini dinaungi oleh
 Hel, Dewi Kematian dan Underworld, sesuai dengan kenyataan bahwa dua
 rune pertama dalam Aett ini memiliki sifat alami yang sedikit ’keras’. Sebagian
 lain mengatakan bahwa Aett ini dimiliki oleh Heimdall, The Watcher.
 Bagaimanapun, ada satu kesepahaman bahwa Aett ini berkorespondensi
 dengan kekuatan di luar pengaruh manusia dan dengan pengertian secara 
kosmis. Rune-rune dalam Hagal’s Aett merepresentasikan kekuatan-kekuatan 
seperti Norns, waktu, Wyrd, dan pengembangan spiritual. Ia juga berelasi dengan
 permasalah emosional dan kondisi psikologis suatu individu.

Aett terakhir adalah Tyr’s Aett, yang bernaung di bawah sang Dewa Perang dan 
Keadilan, Tyr. Aett ini diasosiasikan dengan pengalaman-pengalaman yang
 membentuk atau mengubah kehidupan manusia. Ia berkaitan dengan kondisi
 manusia, aspek sosial, dan transformasi sosial. Aett terakhir ini jelas ‘melebihi’
 dua Aett sebelumnya, di mana ia berhubungan erat dengan relasi antar umat
 manusia selain juga berhubungan dengan kehidupan seksual. Aett pertama
 memiliki kaitan erat dengan dunia luar/materi, Aett kedua berhubungan dengan
 inner world atau dunia spiritual, sementara Aett ketiga memadukan kedua dunia
 tersebut dan kebanyakan rune pada Aett ini memiliki arti ganda yang meliputi
 kedua aspek tersebut.

IV. Step Four: A Deeper View of Hagal’s Aett

Setiap simbol rune memiliki arti dan makna secara magis. Pertama-tama, 
kita memiliki nama sebuah simbol, kemudian nilai fonetisnya, lalu hal yang
dilambangkan rune tersebut dan pada akhirnya, makna esoterik dari simbol
 rune tersebut digunakan dalam apa yang kita sebut sebagai runecasting. Jika 
sebuah rune terbalik, dalam artian simbolnya masih terlihat, hanya saja terputar
 180 derajat, ia memiliki arti dan makna yang berbeda dari rune yang jatuh tegak. 
Beberapa Rune terlihat sama ketika jatuh tegak atau terbalik, namun sama seperti 
simbol-simbol Rune lain yang terlihat berbeda ketika jatuh terbalik, mereka dapat
 jatuh secara merkstave (secara harfiah berarti ’ranting gelap’). Ketika jatuh terbalik
 atau merkstave (tertelungkup), sebuah rune memiliki arti yang berbeda dari ketika
 ia jatuh tegak. Bagaimanapun, arti dan makna dari rune yang jatuh secara terbalik 
atau merkstave tidaklah selalu merupakan kebalikan atau lawan dari arti dan
 maknanya ketika jatuh tegak. Mereka umumnya justru memiliki konotasi yang lebih
 negatif daripada arti dan makna rune yang jatuh tegak.
Hagal’s Aett, seperti yang telah dibahas sebelumnya, adalah Aett yang berhubungan
 dengan kondisi psikologis dan emosional dari suatu individu. Kedelapan huruf di
 dalamnya pun berkorespondensi dengan kekuatan di luar pengaruh manusia dan
 dengan pengertian secara kosmis. Rune-rune dalam Hagal’s Aett merepresentasikan 
kekuatan-kekuatan seperti Norns, waktu, Wyrd, dan pengembangan spiritual. 
Singkat kata, Aett ini adalah Aett pengembangan akan kesadaran spiritual dan
 magis, pertumbuhan psikologis dan evolusi diri.

Selain memiliki inti arti yang sama secara umum, kedelapan simbol dalam 
Hagal’s Aett juga memiliki arti dan makna spesifik yang berbeda-beda. Makna
 masing-masing rune sendiri berkaitan erat dengan lambangnya, di mana satu
 simbol rune melambangkan satu arti, dan kemudian menghasilkan beberapa
 makna esoterik yang didasarkan pada kepercayaan dan asosiasi lambang
 tersebut terhadap sesuatu hal.

No comments:

Post a Comment